1. | SEJARAH SINGKAT |
| Durian merupakan tanaman buah
berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah
Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an
sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan
untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.
Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan
yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat
adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian
sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain
durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian
(Toraja), rulen (Seram Timur). |
2. | JENIS TANAMAN |
| Tanaman
durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon
kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga
(genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia.
Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri
Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk
dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokongsimas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodolsijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan). (Betawi), (Kalimantan Selatan), |
3. | MANFAAT TANAMAN |
| Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1. | Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring. |
2. | Batangnya
untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu
durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya
cenderung lurus. |
3. | Bijinya
yang memiliki kandungan pati cukup tinggi,
berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat
bubur yang dicampur daging buahnya). |
4. | Kulit
dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan.
cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur. |
|
4. | SENTRA PENANAMAN |
|
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok
Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya
terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia,
tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri
Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia
Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang
dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Jumlah
produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di
Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700
ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yang sama
menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990
menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha). |
5. | SYARAT TUMBUH |
|
5.1. | Iklim
1. | Curah
hujan untuk tanaman durian maksimum
3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah
hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan
sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus
menerus. |
2. | Intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah
60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di
kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari
di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi. |
3. | Tanaman
durian cocok pada suhu rata-rata 20-30°C. Pada
suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi
pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C
daun akan terbakar. |
|
5.2. | Media Tanam
1. | Tanaman
durian menghendaki tanah yang subur (tanah
yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan
tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah
membentuk remah. |
2. | Tanah
yang cocok untuk durian adalah jenis tanah
grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri
warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan
atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal,
dan kemampuan mengikat air tinggi. |
3. | Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5. |
4. | Tanaman
durian termasuk tanaman tahunan dengan
perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air
tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm).
Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa
buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya
busuk akibat selalu tergenang. |
|
5.3. | Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh
lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian
yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang
praktis daripada lahan yang datar rata. |
|
6. | PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. | Pembibitan
- Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
a) | Asli dari induknya. |
b) | Segar dan sudah tua. |
c) | Tidak kisut. |
d) | Tidak terserang hama dan penyakit. |
- Penyiapan Benih
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan
melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).
a) | Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni
dilakukan dengan mencuci biji-biji
dahulu agar daging buah yang menempel
terlepas. Biji yang dipilih
dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena
sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan
agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya
tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan
dengan baik (dengan cara
diistirahatkan beberapa saat), dalam
kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil
dari buahnya. Setelah itu biji ditanam. |
b) | Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan
diokulasi berasal dari biji yang
sehat dan tua, dari tanaman induk
yang sehat dan subur, sistem perakaran
bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan,
dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:
- Kulit
batang bawah disayat, tepat
di atas matanya (± 1 cm). Dipilih
mata tunas yang berjarak 20 cm dari
permukaan tanah.
- Sayatan
dibuat melintang, kulit
dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm
sehingga mirip lidah.
- Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
- Sisipan
“mata” yang diambil dari
pohon induk untuk batang
atas (disayat dibentuk perisai) diantara
kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi,
2 minggu kemudian di periksa apakah
perisai mata tunas berwarna hijau
atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi
berhasil, jika coklat, berarti
okulasi gagal.
|
|
c) | Penyusunan
- Model tusuk/susuk
- | Tanaman
calon batang atas
dibelah setengah
bagian menuju kearah pucuk.
Panjang belahan antara 1-1,5
cm diukur dari pucuk. Tanaman
calon batang bawah sebaiknya
memiliki diameter sama dengan
batang atasnya. Tajuk calon
batang bawah dipotong
dan dibuang, kemudian
disayat sampai runcing.
Bagian yang runcing disisipkan
kebelahan calon batang atas
yang telah dipersiapkan. Supaya
calon batang bawah tidak mudah
lepas, sambungannya harus
diikat kuat-kuat
dengan tali rafia. |
- | Selama
masa penyusuan
batang yang disatukan tidak
boleh bergeser. Sehingga, tanaman
batang bawah harus disangga
atau diikat pada tanaman induk
(batang tanaman yang besar)
supaya tidak goyah setelah
dilakukan
penyambungan. Susuan tersebut
harus disiram agar tetap hidup.
Biasanya, setelah 3-6 bulan
tanaman tersebut bisa dipisahkan
dari tanaman induknya, tergantung
dari usia batang
tanaman yang
disusukan. Tanaman muda yang
kayunya belum keras sudah bisa
dipisahkan setelah 3 bulan.
Penyambungan model tusuk atau
susuk ini dapat lebih berhasil
kalau diterapkan pada batang
tanaman yang masih
muda atau belum
berkayu keras. |
- Model Sayatan
- | Pilih
calon batang bawah
(bibit) dan calon batang
atas dari pohon induk yang sudah
berbuah dan besarnya sama. |
- | Kedua
batang tersebut
disayat sedikit sampai bagian
kayunya. Sayatan pada kedua
batang tersebut diupayakan agar
bentuk dan besarnya sama. |
- |
Setelah kedua batang
tersebut disayat, kemudian
kedua batang itu ditempel tepat
pada sayatannya dan diikat sehingga
keduanya akan tumbuh bersama-sama. |
- | Setelah
2-3 minggu,
sambungan tadi dapat dilihat
hasilnya kalau batang atas dan
batang bawah ternyata bisa tumbuh
bersama-sama berarti penyusuan
tersebut berhasil. |
- | Kalau
sambungan berhasil,
pucuk batang bawah
dipotong/dibuang, pucuk batang
atas dibiarkan tumbuh subur.
Kalau pertumbuhan pucuk batang
atas sudah sempurna, pangkal
batang atas juga dipotong. |
- | Maka
akan terjadi bibit
durian yang batang bawahnya
adalah tanaman biji, sedangkan
batang atas dari ranting/cabang
pohon durian dewasa. |
|
|
d) | Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus
dipilih dari cabang tanaman yang
sehat, subur, cukup usia, pernah
berbuah, memiliki susunan percabangan
yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar
daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm),
kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok
adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari
kekeringan, atau pada musim kering,
tetapi harus disiram secara rutin (2
kali sehari), pagi dan sore hari.
Adapun tata cara mencangkok adalah
sebagai berikut:
- Pilih
cabang durian sebesar ibu
jari dan yang warna kulitnya masih
hijau kecoklatan.
- Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
-
Bersihkan lendir dengan cara dikerok
kemudian biarkan kering angin sampai
dua hari.
-
Bagian bekas sayatan dibungkus
dengan media cangkok (tanah, serabut
gambut, mos). Jika menggunakan tanah
tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan
1:1.
Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut
kelapa/bahan lain, kedua ujungnya
diikat agar media tidak
jatuh.
- Sekitar 2-5 bulan,
akar cangkokan akan keluar
menembus pembungkus cangkokan.
Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan
bisa dipotong dan ditanam di keranjang
persemaian berisi media tanah yang
subur.
|
|
- Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung
di lapangan, tetapi disemaikan terlebih
dahulu ditempat persemaian. Biji durian
yang sudah dibersihkan dari daging buah
dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang
menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam
di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya
biji dideder di plastik/anyaman
bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir
perbandingan 1:1 yang diaduk merata.
Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar
biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi
(tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan
cukup lembab (20-23 derajat C).
Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian
calon akar tunggang menempel ke tanah), dan
sebagian masih kelihatan di atas permukaan
tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan).
Jarak antara biji satu dengan lainnya
adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang.
Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan
larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup
plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3
minggu biji akan mengeluarkan akar dengan
tudung akar langsung masuk ke dalam media
yang panjangnya ± 3-5 cm. Saat itu tutup
plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya,
biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian
pembesar atau polibag.
- Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya
sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau
berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi,
kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang
kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian
daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan
warnanya hijau tua.
|
|
6.2. | Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang
cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah,
penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan,
penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume
produksi.
- Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan
beberapa minggu sebelum penanaman bibit
berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang,
pokok-pokok batang pohon sisa penebangan
disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman
liar yang akan menganggu pertumbuhan.
- Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus
dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi
gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan
kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran
bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg
pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir
dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1
minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid
untuk mencegah serangan jamur/bakteri
pembusuk jamur.
Di sekeliling
bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk
penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang
telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak
tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan
dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar
biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang
akar masing-masing. Setelah biji tertanam
semua, bagian permukaan bedengan ditaburi
pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil
ayakan) setebal 5 cm.
- Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya
tanah podzolik (merah kuning) dan latosol
(merah-coklat-kuning), yang cenderung
memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya kurang
seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu,
dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan
menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang
memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.
Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya
tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali.
Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam
tanah, sebaiknya dua minggu setelah
pengapuran, segera ditambah dolomit.
|
|
6.3. | Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan
kesuburan tanah, kultivar durian, serta
sistem budidaya yang diterapkan. Untuk
kultivar durian berumur genjah, jarak
tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian
berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian
masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun),
dapat diupayakan dengan budidaya
tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari
yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok,
tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai,
kacang tanah dan ubi jalar.
- Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang
yang akan digunakan untuk menanam bibit
durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m
x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian
dibagi menjadi dua. Sebelah atas
dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah
dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan
kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu
lubang tanam ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah
dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang,
diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah
dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg
fospat.
Untuk menghindari gangguan
rayap, semut dan hama lainnya dapat
dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan
3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak
membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah
tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang
sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum
penanaman bibit.
- Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya
tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat,
pertumbuhan bagus, yang tercermin dari
batang yang kokoh dan perakaran yang banyak
serta kuat.
Lubang tanam yang
tertutup tanah digali kembali dengan ukuran
yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang
membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia,
dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) | Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati) |
b) | Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher |
c) | Lubang
ditutup dengan tanah galian. Pada sisi
tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman
tegak ke atas sesuai arah ajir. |
d) | Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air. |
e) | Di
atas bibit dapat dibangun naungan dari
rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai
pelindung agar tanaman tidak layu atau kering
tersengat sinar matahari secara langsung. |
- Pemupukan
Sebelum
melakukan pemupukan kita harus melihat
keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur
hara yang terkandung dalam tanah.
a) | Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan
melingkari tanaman. Garis tengah
selokan disesuaikan dengan lebarnya
tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya.
Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam
selokan, tanah tadi dikembalikan untuk
menutup selokan. Setelah itu tanah
diratakan kembali, bila tanah dalam
keadaan kering segera lakukan
penyiraman. |
b) | Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk
memupuk durian adalah pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk
buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat
tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam,
durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15)
200 gr perpohon. Selanjutnya,
pemupukan susulan dengan NPK itu
dilakukan rutin setiap empat bulan
sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. |
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk
organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per
pohon pada musim kemarau. Pemupukan
dilakukan dengan cara menggali
lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota
tajuk paling luar dari tanaman.
Tanaman durian yang telah berumur = 3 tahun biasanya
mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap
tahun durian membutuhkan tambahan 20–25%
pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500
gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4
dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per
pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga
meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang
berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini
ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas
baru (menjelang tanaman akan berbunga).
- Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada
pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh
tergenang terlalu lama atau sampai terlalu
basah. Bibit durian yang baru ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama
kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman
berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi
sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak
membutuhkan tersedianya sumber air yang
cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan
saluran air drainase untuk menghindari air
menggenangi bedengan tanaman.
- Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman
yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit
disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan
dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan
Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal
ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman
agar lebih sempurna.
Jenis
insektisida yang digunakan adalah Basudin yang
disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna
untuk pencegahan serangga.
Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida
(contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih
baik bila pada saat melakukan penanaman, batang
durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
- Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi
mempengaruhi jaringan-jaringan pada
berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali
tidak memberikan unsur tambahan hara pada
tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah
sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk
pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam
kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya
dicampurkan saja.
|
|
|
7. | HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. | Hama
1. | Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Ciri:
telur diletakkan pada kulit buah dan
dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba.
Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek
dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke
dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah
sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang
kadang-kadang jatuh sebelum tua. Penyebaran:
serangga penggerek buah menyebar dengan cara
terbang dari pohon durian yang satu ke pohon
lainnya. Serangga penggerek buah ini
bertelur pada buah durian yang dihinggapinya.
Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap
menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan dengan
insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC,
Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air. |
2. | Lebah mini
Ciri:
hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna
coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih
lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya
menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang
daun-daun durian muda. Selama hama tersebut
mengalami masa istirahat (bentuk kepompong),
mereka akan menempel erat pada kulit buah.
Setelah menjadi lebah serangga ini mencari
makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda
dan memakan daun-daun muda. Pengendalian:
menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40
EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida,
seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter
dan Temik 106 (Aldikarl 10%). |
3. | Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga,
terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan
kepalanya merah coklat, setelah menjadi
kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu
dan bertubuh langsing.
Gejala:
kuncup bunga yang terserang akan rusak dan
putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula,
benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua,
sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat.
Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari
hama tersebut.
Pengendalian:
dengan menyemprotkan obat-obatan seperti
Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400
EC (Eimetoat 400 gram/liter). |
4. | Kutu loncat durian
Ciri:
serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya
diselimuti benang-benang lilin putih hasil
sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip
dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala:
kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun
yang masih muda dengan cara menghisap cairan
pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan
kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah
menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan
getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh
permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian:
daun dan ranting-ranting yang terserang
dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian
secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida
Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air. |
|
7.2. | Penyakit
1. | Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyebab:
Pythium complectens, yang menyerang bagian
tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
Penularan dan penyebab: penyakit ini menular
dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan
terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah
atau bahan organik yang terangkut air. Gejala: daun
durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari
daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan
ujung-ujungnya mati, diikuti dengan
berkembangnya tunas-tunas dari cabang di
bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi
coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya terbatas
pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari
ujung akar lateral sampai ke akar tunggang.
Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak
normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi
colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah
jambu.
Pengendalian:
1) | upayakan
drainase yang baik agar tanah tidak terlalu
basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah
pada waktu hujan; |
2) | pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; |
3) | pilih
bibit durian kerikil untuk batang bawah
karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan
jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit
busuk. |
|
2. | Kanker bercak
Penyebab:
Pythium palvimora, terutama menyerang bagian
kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora
sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau
bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit
ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering.
Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara
12-35 derajat C. Gejala:
kulit batang durian yang terserang
mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan
kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua
atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke
dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting
muda dari ujung mulai mati. Pengendalian:
1) | perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; |
2) | dilakukan
dengan cara memotong kulit yang sakit
sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman
yang sakit harus dibakar,
sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida,
misalnya difolatan 4 F 3%. |
|
3. | Jamur upas Gejala:
pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat
benang-benang jamur mengkilat seperti sarang
laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke
dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya
cabang.
Pengendalian:
1) | serangan
jamur yang masih pada tingkat sarang
laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi
cabang yang terserang degan fungisida, misalnya
calizin RM; |
2) | jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; |
3) | dengan
menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb
70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5
kg/ha aplikasi. |
|
|
|
8. | P A N E N |
|
8.1. | Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai
berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau,
yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-
Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen
durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air
hujan dapat merusak kualitas buah.
Warna durian
yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada
kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan
bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila
diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara
antara isi dan kulitnya. |
8.2. | Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk
menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira
sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali
plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah
yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap
menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat
diambil dalam keadaan utuh.
Buah durian
dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan
pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling
atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan
dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas
yang akan berbunga pada musim berikutnya.
Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi
sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang
sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh
ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi
asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan
alkohol dan asam. |
8.3. | Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon
adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot
rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang
lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun. |
|
9. | PASCA PANEN |
|
9.1. | Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi
label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk
menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya
kurang baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya. |
9.2. | Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah
berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar
tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama
bila buah ini akan dijual atau diekspor. |
9.3. | Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan
air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi
bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang
telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan
aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter.
Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp
selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan.
Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang
yang cukup mendatangkan penerangan. |
9.4. | Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan:
setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik
dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik
berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah
dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan
kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak
karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi
5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi
10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban
(perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika
terkena gesekan.
Teknologi pengemasan ini
memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi
udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk
menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara
di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam
ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat
sampai keluar. |
9.5. | Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke
tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara
pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh
petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian
dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40
menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah
durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan
dalam kamar pendingin dengan suhu 18 derajat C di
bawah nol. |
|
10. | ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. | Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.
1) Biaya produksi
1) | Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,- | Rp. 15.000.000,- |
2) | Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- | Rp. 7.500.000,- |
3) | Pupuk - Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- - UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- - TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- - KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- - NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- - Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- | Rp. 570.000,- Rp. 2.240.000,- Rp. 2.100.000,- Rp. 2.240.000,- Rp. 3.920.000,- Rp. 245.000,- |
4) | Obat dan pestisida - Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- - Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- | Rp. 750.000,- Rp. 750.000,- |
5) | Alat dan bangunan - Bangunan dan sumur - Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- - Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- - Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- - Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- - Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- - Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- - Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- - Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- | Rp. 2.500.000,- Rp. 150.000,- Rp. 10.000,- Rp. 7.000,- Rp. 6.000,- Rp. 15.000,- Rp. 15.000,- Rp. 12.000,- Rp. 15.000,- |
6) | Tenaga kerja tetap - Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- - Pakaian 5 x Rp. 45.000,- - THR 5 x Rp. 25.000,- | Rp. 3.600.000,- Rp. 225.000,- Rp. 125.000,- |
7) | Tenaga kerja lepas - Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- - Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- | Rp. 45.000,- Rp. 75.000,- |
| Jumlah biaya produksi | Rp. 42.115.000,- |
2) Pendapatan
1) | Tahun ke-5 produk ke 1 = 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,- = Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 |
- Rp. 8.365.000,- |
2) | Tahun ke-6 produk ke 2 =25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,- = Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) |
Rp. 42.370.000 |
3) | Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan | |
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66 |
10.2. | Gambaran Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar
negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan,
Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun
1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda,
Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan
pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai
10.000 yen (Rp 700.000,-).
Peluang pasar di
Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas
dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran
dan kualitasnya biasa-bisa saja mencapai Rp.
15.000,-/buah. Selama ini perdagangan durian lebih
dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan
oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat
melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan
Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang
tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu
oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian
Indonesia mampu menguasai pasar dunia. |
|
11. | STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. | Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat
mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan
dan syarat penandaan. |
11.2. | Diskripsi
Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam
Standar Nasional Indonesia SNI 01-4482-1998. |
11.3. | Klasifikasi dan Standar Mutu Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
a) | Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan serangga). |
b) | Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada. |
c) | Rasa dan aroma:
mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik
sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar. |
d) | Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang. |
e) | Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar. |
f) | Warna daging buah:
mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu II=sesuai
kultivar/kuning; mutu III=sesuai
kultivar/kuning. |
g) | Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu III=seragam. |
h) | Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1; mutu III=boleh <> |
Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan
pengamatan dari bentuk fisik dan visualisasi dari
standar mutu yang ada. |
11.4. | Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum
1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara
acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) | Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua. |
2) | Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh minimum 5. |
3) | Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7. |
4) | Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9. |
5) | Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10. |
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil
sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk
kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil
satu buah.
Petugas pengambil contoh harus
memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih
terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan
hal tersebut. |
11.5 | Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar
yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada,
disukai buah durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah
dan dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12
kg. Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang
beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang
bambu berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan
Singapura atau pasar lokal dikehendaki buah durian dengan
berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu
atau peti kayu, atau tanpa kemasan langsung
ditumpuk ai atas bak truk.
Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi informasi : a) Dihasilkan di Indonesia. b) Nama perusahaan/eksportir. c) Nama kultivar durian. d) Kelas mutu. e) Jumlah buah dalam kemasan. f) Berat kotor. g) Berat bersih. h) Identitas pembeli di tempat tujuan. i) Tanggal panen. j) Tanggal buah itu enak dimakan. k) Tanggal buah itu tidak enak lagi dimakan. l) Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan. |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar