|
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib
memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha
peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan
ternak/pakan)
6.1. | Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Kandang
Iklim
kandang yang cocok untuk beternak ayam
petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar
antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar
antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak
melawan arah mata angin kencang serta
sirkulasi udara yang baik, jangan membuat
kandang dengan permukaan lahan yang
berbukit karena menghalangi sirkulasi udara
dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan,
sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar
hembusan angin cukup memberikan kesegaran di
dalam kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang
mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya
disediakan selengkap mungkin seperti tempat
pakan, tempat minum, tempat air, tempat
ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat
penerangan.
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya
dibagi menjadi dua: a) Sistem kandang
koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang
terdiri dari ribuan ekor ayam petelur; b)
Sistem kandang individual, kandang ini
lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang
ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut
menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk
satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak
digunakan dalam peternakan ayam petelur
komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi
menjadi tiga macam yaitu: 1) kandang dengan
lantai liter, kandang ini dibuat dengan
lantai yang dilapisi kulit padi,
pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan
pada kandang sistem koloni; 2) kandang dengan lantai
kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri
dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang
diantaranya, yang nantinya untuk membuang
tinja ayam dan langsung ke tempat
penampungan; 3) kandang dengan lantai campuran
liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan
40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas
lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30%
di kanan dan 30% di kiri).
- Peralatan
a. | Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan
kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang
masuk walau angin kencang. Tebal
litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai
campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit
kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk
pengganti kulit padi/sekam. |
b. | Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah
mengambil telur dan kulit telur tidak
kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran
30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5
ekor ayam. Kotak diletakkan dididing
kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger,
penempatannya agar mudah pengambilan telur dari
luar sehingga telur tidak pecah dan
terinjak-injak serta dimakan. Dasar
tempat bertelur dibuat miring dari
kawat hingga telur langsung ke luar
sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang
lebih besar dari besar telur pada dasar sarang. |
c. | Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat
istirahat/tidur, dibuat dekat dinding
dan diusahakan kotoran jatuh ke
lantai yang mudah dibersihkan dari
luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin
dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. |
d. | Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia
cukup, bahannya dari bambu, almunium
atau apa saja yang kuat dan tidak
bocor juga tidak berkarat. Untuk
tempat grit dengan kotak khusus |
|
|
6.2. | Peyiapan Bibit Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain: a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya. b) Pertumbuhan dan perkembangan normal. c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari: a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat. b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya . c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya. d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik. e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
- Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria
baik dalam hal ini tergantung sebagai
berikut:
a. | Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan
antara ransum yang dihabiskan ayam
dalam menghasilkan sejumlah telur.
Keadaan ini sering disebut dengan
ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan
makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur
yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah
ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan
terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan
cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam
mempunyai konversi yang kecil maka bibit
itu dapat dipilih, nilai konversi ini
dikemukakan berikut ini pada
berbagai bibit ayam dan juga dapat
diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap
promosi penjualan bibit ayamnya. |
b. | Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi
perhatian. Dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi
konversi ransum tetap utama sebab ayam
yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya
banyak juga tidak menguntungkan. |
c. | Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik
maka kemampuan ayam untuk bertelur
hanya dalam sebatas kemampuan bibit
itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit
ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah
ini.
- | Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur. |
- | Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur. |
- | Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur. |
- | H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur. |
- | Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur. |
- | Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur. |
- | Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur. |
- | Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur. |
- | Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur. |
- | Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur. |
- | Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur. |
- | Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur. |
- | Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur. |
|
|
|
6.3. | Pemeliharaan
- Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada
areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah,
hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil
saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin
pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan
pada label yang dari poultry shoup.
- Pemberian Pakan
Untuk
pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua)
fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu)
dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. | Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- | Kwalitas
atau kandungan zat gizi pakan
terdiri dari protein 22-24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca)
1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500
Kcal. |
- | Kwantitas
pakan terbagi/digolongkan
menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor;
minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor;
minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor dan minggu ke-4
(umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap
ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar
1.520 gram. |
|
b. | Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- | Kwalitas
atau kandungan zat gizi pakan
terdiri dari protein 18,1-21,2%;
lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium
(Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi
(ME) 2900-3400 Kcal. |
- | Kwantitas
pakan terbagi/digolongkan
dalam empat golongan umur yaitu: minggu
ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor;
minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor;
minggu ke-7 (umur 44-50 hari)
146 gram/hari/ekor dan minggu
ke-8 (umur 51-57 hari) 161
gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan
per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829
gram. |
|
Pemberian minum disesuaikan dangan umur
ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2
(dua) fase yaitu:
a. | Fase
starter (umur 1-29 hari) kebutuhan
air minum terbagi lagi pada masing-masing
minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100
ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1
liter/hari/100 ekor; minggu ke-3
(15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor
dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai
umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100
ekor. Pemberian air minum pada hari
pertama hendaknya diberi tambahan
gula dan obat anti stress kedalam air
minumnya. Banyaknya gula yang
diberikan adalah 50 gram/liter air. |
b. | Fase
finisher (umur 30-57 hari),
terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100
ekor; minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100
ekor; minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7
liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8
(51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4
liter/hari/ekor. |
- Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara
pengendalian penyakit virus yang
menulardengan cara menciptakan kekebalan
tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting
untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam
yaitu:
Vaksin aktif
adalah vaksin mengandung virus hidup.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan
vaksin inaktif/pasif.
Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung
virus yang telah dilemahkan/dimatikan
tanpa merubah struktur antigenic, hingga
mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan
pada ayam yang diduga sakit.
Macam-macam vaksin: a) Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna b) Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif) c) Vaksin NCD HB-1/Pestos. d) Vaksin Cacar/pox, virus Diftose. e) Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah: a) Ayam yang divaksinasi harus sehat. b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat. c) Sterilisasi alat-alat.
- Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara
efektif, maka bangunan kandang perlu
dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada
bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki
kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal
tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak
yang dipelihara.
|
|
|
|
10.1. | Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya ayam petelur buras (150 ekor) tahun 1998 di Bintaro, Jakarta.
1) Biaya produksi
a. | Modal tetap (investasi) - Kandang dan atap - Induk 150 ekor @ Rp. 17.500,- Jumlah biaya modal tetap | Rp. 225.000,- Rp. 2.626.000,- Rp. 2.850.000,- |
b. | Modal kerja/variabel - Pakan 90 gr x 150 x Rp. 1.210,-/kg x 30 - Penyusutan kandang (4tahun) - Penyusutan induk (umur produktif 2 tahun) - Obat-obatan - Resiko kematian 3% per tahun | Rp. 490.000,- Rp. 4.700,- Rp. 109.375,- Rp. 1.000,- Rp. 6.565,- |
| Jumlah biaya modal kerja | Rp. 611.640,- |
| Jumlah biaya prasarana produksi | Rp. 611.640,- |
2) Pendapatan
a. | Telur 60 x Rp. 650,- x 30 | Rp. 1.170.000,- |
b. | Ayam afkir 141 ekor x Rp. 10.000,- | Rp. 58.750,- |
| Jumlah pendapatan | Rp. 1.228.750,- |
3) Keuntungan
a. | Rp. 1228.750,- – Rp. 611.640,- | = Rp. 617.110,- |
4) Parameter kelayakan usaha
Keterangan : - Perhitungan biaya dan pendapatan dilakukan dalam 1 bulan - Harga-harga diperhitungkan pada bulan November 1998 - Diperlukan luas tanah 40 m2 |
10.2. | Gambaran Peluang Agribisnis
Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat
sejalan dengan peningkatan pola hidup manusia dalam
meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang
berasal dari telur. Selain itu juga adanya program
pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat
terutama anak-anak. Kebutuhan akan telur yang terus meningkat
tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga
terjadilah kekurangan persediaan telur yang
mengakibatkan harga telur mahal.
Dengan melihat
kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat
memberikan keuntungan yang menjanjikan bila di kelola secara
intensif dan terpadu. |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar