. SEJARAH SINGKAT
Bekicot
berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif
singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah
Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke
Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber
lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia
pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang). Sampai saat ini, bekicot jenis
Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa.
2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra peternakan bekicot banyak ditemukan di masyarakat pedesaan Jawa Timur, Bogor (Jawa Barat), Sumatera Utara dan Bali.
3. J E N I S
Bekicot
diternakkan umumnya jenis Achatina fulica yang banyak disenangi orang,
karena bekicot jenis ini banyak mengandung daging. Konon di Eropa,
bekicot jenis ini digunakan sebagai bahan baku makanan yang disebut
Escargot. Escargot semula berbahan baku Helix pomatia. Karena Helix
pomatia lama kelamaan sulit diperoleh maka bekicot jenis Achatina fulica
menggantikannya sebagai bahan baku Escargot.
4. MANFAAT
Selain
pakan ternak bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu
tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap.
Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate
bekicot,
keripik bekicot ) adalah masyarakat Kediri.
Disamping
itu bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional, karena
ekstrak daging bekicot dan lendirnya sangat bermanfaat untuk mengobati
berbagai macam penyakit seperti abortus, sakit waktu menstruasi, radang
selaput mata, sakit gigi, gatal-gatal, jantung dan lain-lain. Sedangkan
kulit bekicot sangat mujarab untuk penyakit tumor. Sejenis obat yang
dikenal berasal dari kulit bekicot, dinamakan Maulie., yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti kekejangan, jantung suka
berdebar, tidak bisa tidur/insomania, leher membengkak dan penyakit kaum
wanita termasuk keputihan
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi
perlu dipilih yang dekat dengan jalan, agar mudah penanganannya, baik
saat pembuatan kandang, saat pengontrolan maupun penanganannya
pascapanen, artinya pada saat membawa hasil panen tersebut tidak
kesulitan dalam transportasinya. Lokasi yang sesuai untuk budidaya
bekicot adalah lokasi yang basah serta lembab dan terlindung dari cahaya
matahari secara langsung. Selain itu juga tanah yang disukai adalah
tanah yang banyak mengandung kapur sebagai zat untuk pembentukan
cangkang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Perkandangan
Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun
persyaratan mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu
diperhatikan, karena dalam aslinya dan untuk berkembang biak secara baik
bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh. Kandang didirikan
di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25–30 derajat
C.
Cara
pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara
terpisah, artinya bekicot yang kecil dipelihara terpisah dari yang
besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu bekicot kecil dan
besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila
dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang.
Fungsi kandang itu antara lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai
kandang induk.
Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:
a. Kandang kotak kayu
Kandang
terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya
dapat digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1
meter, tinggi 1,25 meter. Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa,
agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang. Sebaiknya di atas kotak
perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak
langsung kena sinar matahari.
b. Kandang dari bak semen
Pembuatan
kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu
diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas
semen perlu diberi tanah dan cacing untuk menggemburkan tanah dan
menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal lapisan tanah di dalam
bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah
selalu tersedia di dalam bak.
c. Kandang galian tanah
Tanah
digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu
diperhatikan sebaiknya tanah galian yang akan digunakan untuk kandang
dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang dibuat di bawah pohon yang
rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir.
Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan
kedua, di atas kandang perlu dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa
panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara pengambilannya
dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar
bekicot dan telurnya tidak rusak.
2. Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang: kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.
6.2. Peyiapan Bibit
Tidak
semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang
biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata.
Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada
tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina
variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku. Ada
beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam
umur sehari:
1) Pemilihan Bibit Calon Induk
Jika
bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat
digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak
terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik
dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan
yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Bekicot
biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat
pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina
mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di
sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari
lima puluh butir (50 100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur
bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
3) Proses Kelahiran
Telur
bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu
menetas dan menjadi anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya.
Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya ditinggalkan begitu saja.
Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.
Penetasan
bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu
tetas. Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban
tanah, iklim dan cahaya yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas.
Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan tempatnya kurang
menguntungkan maka telur akan lambat menetas.
6.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan
bekicot bisa dilakukan dengan cara terpisah dan bisa juga secara
campuran di dalam suatu tempat. Meskipun cara terpisah membutuhkan
tempat khusus tetapi ada keuntungannya. Misalnya, anak bekicot bisa
diketahui perkembangannya secara tepat, baik besarnya maupun usianya.
Dengan demikian, tidak sulit untuk memberikan perawatan secara khusus.
Bagi peternak bekicot sangat mudah kiranya apabila perawatan anak
bekicot itu dilakukan di tempat khusus. Adapun makanan anak bekicot bisa
diberi makanan dengan sejenis ganggang (lumut), pupus daun dan sedikit
zat kapur. Harus diingat hendaklah tempatnya selalu teduh dan lembab.
Setelah anak bekicot berusia dua/tiga bulan, hendaklah dipindahkan
kekandang pembesaran.
Keberhasilan
budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis
selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot
diantaranya meliputi:
1) Menjaga kelembaban lingkungan
Bekicot
sangat suka tempat yang lembab sehingga untuk mempertahankan kelembaban
lingkungan dapat digunakan atap atau perlindungan lain. Pada musim
panas kelembaban lingkungan dapatdipertahankan dengan menyiramkan air
lokasi peternakan setiap hari.
2) Mempertahankan kondisi likngkunganBekicot
menyukai tempat yang lembab, namun bukan berarti pada tanah yang becek.
Sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang
sesuai dengan yang dikehendaki bekicot.
3) Pemberian pakan yang bermutu secara teratur
Agar
hasil budidaya berhasil dengan baik diperlukan pemberian pakan yang
bermutu dan teratur. Pemberian pakan berpedoman pada mutu pakan dan
kebiasaan waktu makan. Mutu makan yang baik akan menentukan kualitas
daging bekicot. Mutu pakan yang baik dapat dipenuhi dengan memberi pakan
berupa daun-daunan yang disukai dan buah-buahan. Misalnya; daun dan
buah pepaya, daun bayam, buah terung mentimun, swai dan lain sebagainya.
4) Menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain
Agar
bekicot dapat tumbuh baiak tanpa gangguan dari hewan yang merupakan
musuhnya dan hewan yang dapat merebut makanannya maka lahan budidaya
harus dijaga agar tidak dapat dimasuki hewan-hewan lain.
5) Menjaga bekicot agar tidak keluar dari areal pemeliaraan.
Untuk menjaga agar bekicot tidak keluar dari areal dapat dilakukan hal
sebagai berikut:
a. membuat tutup kandang (bila budidaya bekicot dalam kandang)
b. membuat pagar yang bagian atasnya diolesi dengan detergen
c. menabur abu atau garam disekeliling pagar bagian dalam.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang adanya hama atau
penyakit yang dapat menyebabkan kematian bekicot, kecuali semut, bebek
dan itik.
8. P A N E N
Dengan
pemeliharaan cukup baik, bekicot mulai dapat dipanen setelah 5-8 bulan.
secara fisik dapat dilihat apabila panjang cangkang telah mencapai 8-10
Cm, maka bekicot telah siap untuk diambil dagingnya.
Hasil
utama dari ternak bekicot adalah dagingnya, yang dapat diolah langsung
dengan dibuat sate, keripik, dendeng/masakan segar lainnya dan dapat
juga diolah dalam bentuk kalengan. Ada juga permintaan dalam keadan
hidup. Disamping itu daging dari bekicot ini dapat dijadikan tepung,
yang pengolahannya melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
8.1. Hasil Tambahan
Disamping
diambil dagingnya, kulit/cangkang bekicot juga laku untuk dijual. Baik
untuk bahan dasar obat-obatan/dibuat tepung untuk tambahan makanan untuk
hewan ternak yang membutuhkan tepung berbahan dasar yang mengandung zat
kapur.
8.2. Penangkapan
Bekicot
dikumpulkan di dalam kotak kardus/peti dari kayu dan jangan menggunakan
karung goni karena dapat mengakibatkan kulit bekicot pecah. Setelah
dimasukkan dalam peti, pertama sekali perlu dilakukan pencucian agar
terhindar dari semua kotoran dan lumpur yang melekat pada cangkangnya.
Pencucian ini dengan cara menyemprot bekicot dengan air bersih. Setelah
itu, Bekicot di karantina selama 1-2 hari/malam tanpa diberikan makan
agar kotoran dan lendirnya keluar sebanyak mungkin.
9. PASCA PANEN
Setelah
dilakukan penagkapan dan pengumpulan bekicot lalu dilakukan penyortiran
dengan jalan membuang bekicot yang mati atau terlalu kecil untuk
diolah. Kemudian dilakukan penggaraman, dengan memberikan garam 10-15%
dari berat total bekicot, dengan cara diaduk rata. Penggaraman dapat
mematikan bekicot sekaligus mengeluarkan lendir sebanyak mungkin.
Setelah
melalui tahapan penggaraman, segera direbus dengan air garam 3% selama
10 menit, kemudian diangkat dan disemprot dengan air dingin, baru
dilakukan pencukilan daging. Perebusan kedua dilakukan setelah bagian
perut dibuang dan kotoran lainnya dalam larutan garam 3%. Cara ini
bertujuan untuk menghilangkan lendir dan daging menjadi lebih lunak.
Kemudian daging tersebut dibungkus dan dikemas dalam karton.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya bekicot metoda kebun di daerah Kediri (Jawa Timur) dengan luas lahan 4.000 m2 pada tahun 1999.
1) Biaya produksi
a. Sewa Lahan 4.000 m2 Rp. 200.000,-
b. Bibit induk 100 ekor @ Rp. 50,-
Rp. 5.000,-
c. Pembuatan Pagar dan saluran 5 HOK @ Rp. 5.000,-
Rp. 25.000,-
d. Bambu pagar 10 btg @ Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
e. Pakan dan Pemeliharaan Rp. 120.000,-
f. Panen dan pasca panen Rp. 100.000,-
g. Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 500.000,-
2) Pendapatan
- Bekicot siap panen 30.000 ekor = 100 kg @ Rp. 100,- Rp. 10.000,-
- Anak bekicot 60.000,-
- Telur bekicot 9.030.000 butir
Selanjutnya
hasil panen dapat dilakukan setiap hari 100 kg dan pendapatan tiap
bulan adalah Rp. 300.000,- dan perkembangan bekicot dari telur menjadi
bekicot dan bekicot bertelur dan seterusnya.
3) Keuntungan
Dari budidaya bekicot tersebut dapat didapat keuntungan Rp. 180.000,- setiap bulannya dan Rp. 6.000,- setiap harinya.
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Daging
bekicot merupakan komoditi eksport yang menjanjikan, karena harganya
yang cukup mahal dipasaran internasional. Pada periode Januari-Juli 1988
harga ekspor daging bekicot US $ 1,82 per kg. Hal ini menyebabkan
menculnya Peternakan Inti Rakyat (PIR) dengan komoditi bekicot. Kini
telah banyak berdiri perusahaan-perusahaan pengelola daging bekicot,
yang dapat memperlancar pemasaran pasaran sebagai komoditi eksport.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar